STUDI STILISTIKA TERHADAP TONGKAT NABI MUSA AS DI DALAM ALQURAN

  • Najihatul Abadiyah Mannan
Abstract views: 2312 , PDF downloads: 950
Keywords: Tongkat, Ular, Stilistika, Diksional-Leksikal

Abstract

Al-Qur’an menggunakan tiga lafal yang berbeda dalam mengungkapkan makna ular yang terdapat dalam kisah Nabi Musa, yakni ẖayyah, tsu῾bân dan jânn. Di satu sisi al-Qur’an menjelaskan bahwa tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular yang sebenarnya (QS. al-A῾râf [7]: 107). Sementara di sisi lain, tongkat tersebut, disebutkan, berubah menyerupai ular (QS. al-Naml [27]: 10). Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hakikat tongkat Nabi Musa, mengkaji lafal ‘ashâ dan lafal-lafal lain yang bermakna ular dalam kisah Nabi Musa as. beserta implikasinya berdasarkan teori diksional-leksikal. Diksional-leksikal merupakan salah satu cabang stilistika di mana diksional adalah pemilihan kata yang sesuai agar cocok dengan konteks yang dijelaskan, sedangkan leksikal adalah makna dasar suatu kata. Penelitian ini menggunakan pendekatan stilistik dan termasuk penelitian tematik konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tongkat Nabi Musa as. pada hakikatnya adalah sebuah kayu bersifat keras dan kokoh sehingga dapat membantunya dalam hal apapun. Al-Qur’an memilih diksi ‘ashâ karena istilah tersebut merujuk pada tongkat yang memang digunakan sebagai tumpuan ketika berjalan. Diksi tsu῾bân, sebaliknya, dipilih ketika Musa menunjukkan kekuasaan Allah di hadapan Fir῾aun, karena diksi tersebut (makna leksikal: sâla/jarâ) bermakna ular jantan yang besar, gemuk, panjang tapi tidak gesit. Sementara itu, ketika menerima mukjizat di Bukit Sinai, al-Qur’an memilih diksi ẖayyah karena ia termasuk jenis ular yang besar dan gesit) dan jânn (ular kecil tapi gesit; makna leksikal: satr), karena perubahan tongkat tersebut tertutup dari keramaian manusia. Lafal tsu῾bân bersanding dengan mubîn karena merujuk pada ular berbentuk aliran air ke dalam lembah dan terlihat jelas di hadapan Fir῾aun. Lafal ẖayyah bersanding dengan tas῾â karena ular tersebut berjalan dengan gesit dan mencari kehidupan. Lafal jânn bersanding dengan tahtazzu karena ular tersebut mempunyai gerakan gesit. Lafal jânn menjadi bayân lafal ẖayyah dalam kegesitannya, karena dua lafal tersebut digunakan dalam satu peristiwa. Sehingga tongkat Nabi Musa benar-benar berubah menjadi ular, bukan menyerupai ular.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Najihatul Abadiyah Mannan
MD Raudhatul Athfal

References

Ashfahânî, Al-Râghib. Al-Mufradât fiy Gharîb al-Qur’ân. Beirut: Dâr al-Ma῾rifah. 1324.

Bâqiy, Muẖammad Fuâd ‘Abdul. Al-Mu’jam al-Mufahras li alfâzh al-Qur’ân al-Karîm. Mesir: Dâr al-Kutub al-Mishrîyah. 1364.

Departemen Agama. Bukhara al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. Bandung: Sygma Examedia Arkanleema. 2010.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Hanafi, Wahyu. Ragam Gaya Bahasa Ayat-ayat Thalab dalam Diskursus Stilistika. Ponorogo: IAI Sunan Giri. 2015.

Ismâ’il, Imaduddin Abu Fida’. Kisah Para Nabi. terj. Umar Mujtahid. Cet-11. Jakarta: Ummul Qura. 2013.

Jabal, Muẖammad Ḫasan Ḫasan. Al-Mu’jam al-Isytiqâqî al-Muasshal li Alfâzh al-Qur’ân al-Karîm. Cet-1. Kairo: Maktabah al-Adâb. 1923.

Kattânî, ‘Abd al-Haq. Al-Mughnîy: Mu’jam al-Lughah al-‘Arâbiyyah. Beirut: Dâr Kutub al-‘Ilmiyyah. 2013.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006.

Ma῾luf, Louis dan Bernard Tottel. Al-Munjid fîy al-Lughah wa al-A῾lâm. Beirut: Dâr al-Machreq. 2002.

Mahallî, Jalâluddîn dan Jalâluddîn al-Suyûthî. Tafsir al-Imâmayni Jalîlayni. Damaskus: Dâr Ibn Katsîr. 1407.

Manzhur, Ibnu. Lisân al-‘Arab. Kairo: Dâr al-Ma῾ârif. t.th.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Cet-14. Surabaya: Pustaka Progresif. 1997.

Mursalim. “Gaya Bahasa Pengulangan Kisah Nabi Musa as dalam al-Qur’an: Suatu Kajian Stilistika”. Jurnal Lentera. Vol 1. Juni, 2017.

Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press. 2015.

Muththalib, Muhammad ‘Abd. Adabîyât: al-Balâghah wa al-Ushlûbîyah. Cet-1. Mesir: al-Syirkah al-Mishrîyah al-‘Âlamîyah. 1994.

Muzakki, Akhmad. Stilistika al-Qur’an: Gaya Bahasa al-Qur’an dalam Konteks Komunikasi. Malang: UIN Malang. 2009.

Nasution, Ahmad Sayuti Anshari. Fonetik dan Fonologi al-Qur’an. Jakarta: Amzah. 2012.

Qalyubi, Syihabuddin. ‘Ilm al-Uslûb Stilistika Bahasa dan Sastra Arab. Yogyakarta: Karya Media. 2013.

Qalyubi, Syihabuddin. Stilistika Al-Qur’an: Makna di Balik Kisah Ibrahim. Yogyakarta: LKiS. 2009.

Qalyubi, Syihabuddin. Stilistika dalam Orientasi; Studi al-Qur’an. Yogyakarta: Belukar. 2008.

Rahardjo, Mudjia dan Khalil. Sosiolinguistik Qurani. Malang: UIN Malang. 2008.

Ratna, Nyoman Kutha. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra dan Budaya. Cet-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.

Râzî, Fakhruddîn. Al-Tafsîr al-Kabîr. Kairo: Dâr al-Fikr. 1994.

Sumarni, Ratna. 30 Contoh Kalimat Homonim, Homofon dan Homograf dalam DosenBahasa.com Ahli dan Pakar Bahasa. Desember, 2016.

Suyûthî, Jalâluddîn. Al-Itqân fîy ‘Ulûm al-Qur’ân. Juz 4. Taẖqîq. Abdurraẖmân Faẖmî al-Zawawî. Kairo: Dâr al-Ghad al-Jadîd. 2006.

Zarqâni, Muhammad ‘Abd al-‘Azhîm. Manâhil al-‘Irfân fiy ‘Ulûm al-Qur’ân. Juz 1. Beirut: Dâr Ihyâ’ al-Kutub al-‘Ilmiyah. 2004.

Zubair. Stilistika Arab: Studi Ayat-Ayat Pernikahan dalam Al-Qur’an. Jakarta: Amzah. 2017.

Published
2020-05-27
Section
Articles