ESSÉR JEMMU’

An Ecological Adaptation Ritual in a House Construction in Madura

  • Emna Laisa Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura, Pamekasan
  • Indah Husnul Khotimah Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura, Pamekasan
Abstract views: 237 , PDF downloads: 209
Keywords: Essér jemmu’; ecological adaptation ritual; Madura; pesantren; village

Abstract

For the people of Bungbungan, it is imperative that they build a new house, especially when they have a daughter. This is based on the concept of tanéyan lanjhâng which adheres to auxorilocality and matrilocality. The purpose of this study is to describe the essence of a house for the Bungbungan community, various important guidelines in the preparation of building a new house, various ritual offerings, and ritual practice of essér jemmu’. This study is an ethnographic study based on Pierre Bourdieu’s habitus theory to describe the pattern of relations between Islam in the context of pesantren and of the villagers in addressing the ritual of essér jemmu’ as an ecological adaptation ritual in a house construction. The result of this study shows that the house could be a symbol of social status as well as a sign that girls should not be brought to their husband’s house. The process of building a new house begins with various rituals influenced by myths including to determine the direction and layout of the house which are based on the pancabara and babukon. Various offerings are put into a polothen planted in the yard. The practice of essér jemmu’ ritual consists of prayers and ritual practices led by a kiai from pesantren or from the village, in which it shows a pattern of domination-subordination relationship of Islam of the pesantren to village Islam.

[Bagi masyarakat Bungbungan, membangun rumah baru merupakan sebuah keharusan, terutama jika memiliki anak perempuan. Hal ini berdasarkan konsep tanéyan lanjhâng yang menganut uksorilokalitas dan matrilokalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hakikat rumah bagi masyarakat Bungbungan, berbagai pedoman penting dalam persiapan pembuatan rumah, ragam sesaji ritual, dan praktik ritual essér jemmu’. Penelitian ini merupakan penelitian etnografi yang berdasarkan teori habitus Pierre Bourdieu untuk mendeskripsikan pola relasi antara Islam pesantren dan Islam kampung dalam menyikapi praktik ritual essér jemmu’ sebagai ritual adaptasi ekologis dalam pembangunan rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah merupakan penanda status sosial sekaligus isyarat bahwa anak perempuan tidak boleh diboyong ke rumah suami. Proses pembangunan rumah diawali dengan berbagai ritual yang dipengaruhi oleh mitos yang meliputi penentuan arah dan tata letak rumah berdasarkan pancabara dan babukon. Ragam sesaji dimasukkan ke dalam polo’ kemudian ditanam di pekarangan. Praktik ritual essér jemmu’ berisi doa-doa dan laku ritual yang dipimpin kiai pesantren atau kiai kampung yang menunjukkan pola relasi dominasi-subordinasi Islam pesantren terhadap Islam kampung]

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adhim, Moh. Islam Lokal: Studi tentang Upacara Rokat Pekarangan di Desa Bragung Kabupaten Sumenep Madura. Thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014.

Ahmad, Zainollah. Babad Modern Sumenep: Sebuah Telaah Historiografi. Yogyakarta: Araska, 2018.

Dirdjosanjoto, Pradardja. Memelihara Umat: Kyai Pesantren-Kyai Langgar di Jawa. Yogyakarta: LKiS, 2009.

Hefni, Mohammad. Islam Madura: Sebuah Studi Konstruktivisme Strukturalis tentang Relasi Islam Pesantren dan Islam Kampung di Sumenep Madura. Malang: Literasi Nusantara, 2019.

Hipni, Mohammad. “Hibah dan Nilai Keadilan pada Keluarga Pekerja Wanita Imigran Madura: Kajian terhadap Praktik Waris Adat Madura,” in Proceedings 2nd ACIEL: Annual Conference on Islamic Economic and Law Universitas Trunojoyo Madura. Bangkalan, 20 November, 2019.

Joko, Sujana and Rustono Farady Marta. “Etnografi Komunikasi pada Tiga Generasi Anggota Perkumpulan Marga Ang Bagansiapi-api.” Komunikatif: Jurnal Ilmiah Komunikasi, 6 (1): 51-59, https://doi.org/10.33508/jk.v6i1.1588.

Jonge, Huub de. Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: Gramedia, 1989.

Jordaan, Roy Edward. Folk Medicine in Madura. Leiden: Rijkuniversiteit, 1985.

Kuntowijoyo. Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940, (trans.) Machmoed Effendhie and Punang Atmaripuja. Yogyakarta: Mata Bangsa Bekerjasama dengan Yayasan Adikarya Ikapi dan The Ford Foundation, 2002.

Marsono. Sistem Penanggalan Sultan Agung dalam Mempertanyakan Jati Diri Bangsa. Yogyakarta: Divisi Penerbitan Unit Pengkajian dan Pengembangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, 2004.

Muhtadi, Asep S. Pribumisasi Islam: Ikhtiar untuk Menggagas Fiqh Kontekstual. Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Mulyadi, Achmad. “Memaknai Praktik Tradisi Ritual Masyarakat Muslim Sumenep.” Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1 (2): 124-135, https://doi.org/10.14710/endogami.1.2.124-135.

Nasrullah. “Islam Nusantara: Analisis Relasi Islam dan Kearifan Lokal Budaya Madura.” Al-Irfan: Journal of Arabic Literature and Islamic Studies, 2 (2): 133-156, https://doi.org/10.36835/al-irfan.v2i2.3589.

Ndraha, Taliziduhu. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian: dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Sa’dan, Masthuriyah. “Tradisi Perkawinan Matrilokal Madura: Akulturasi Adat & Hukum Islam.” Ibda’: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 14 (1): 136-146, https://doi.org/10.24090/ibda.v14i1.62216.

Sahlan, Asmaun. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah: Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi. Malang: UIN Maliki Press, 2010,.

Setyobudi, Imam, Ratna Umay, and Cahya. “Ritual Numbal dalam Upacara Ruwatan Bumi di Kampung Banceuy-Subang.” Jurnal Budaya Etnika, 3 (1): 41-46.

Setyowati. “Etnografi sebagai Metode Pilihan dalam Penelitian Kualitatif di Keperawatan.” JKI: Jurnal Keperawatan Indonesia, 10 (1): 35-40, https://doi.org/10.7454/jki.v10i1.171.

Siswanto. “Sufism Based Character Education: Strenghtening the National Character to Traditional Muslim Community in Madura.” Addin: Media Dialektika Ilmu Islam, 14 (2): 278, http://dx.doi.org/10.21043/addin.v14i2.8322.

Sugono, Dendy, et. al. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Syamsuddin. Muhammad. History of Madura: Sejarah, Budaya dan Ajaran Luhur Masyarakat Madura. Yogyakarta: Araska, 2019.

Tim Penulis Sejarah Sumenep. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep, 2003.

Windiani and Farida Nurul R. “Menggunakan Metode Etnografi dalam Penelitian.” Dimensi: Jurnal Sociology, 9 (2): 87-92.

Zubairi, A. Dardiri. Rahasia Perempuan Madura: Esai-esai Remeh Seputar Kebudayaan Madura. Surabaya: al-Afkar Press, 2013.

_________________. Wajah Islam Madura. Jakarta: Tare Books, 2020.

Published
2021-06-28
How to Cite
Laisa, Emna, and Indah Husnul Khotimah. 2021. “ESSÉR JEMMU’: An Ecological Adaptation Ritual in a House Construction in Madura”. Islamuna: Jurnal Studi Islam 8 (1). Pamekasan, Indonesia, 60-81. https://doi.org/10.19105/islamuna.v8i1.4365.
Section
Articles