LINEAGE CONTINUITY IN THE TRADITION OF POLYGAMY AMONG KYAI OF ISLAMIC BOARDING SCHOOLS IN MADURA
Abstract
ABSTRACT
Polygamy is one of the problems in the marriage that many Islamic scholars often discuss. The case of polygamy is still considered taboo; however, others consider it a good and necessary practice as a solution and social alternative, as it is also mentioned in verse Qur’an about polygamy. This research examines and explores the spiritual values of polygamy in polygamous marriages by Kiai, who cares for Islamic boarding schools in Madura, which provides an overview of polygamous household life based on spiritual values. There are two main problems (1) What is the nature of polygamy in the view of the Madurese kiai: (2) What is the spiritual meaning for the Madurese kiai? The study was written by collecting data using the social definition paradigm, also known as the interpretive sociology paradigm. The study results explain that the family and the community highly guard the descentants of the Kiai to continue leadership and preach religious knowledge so that if a Kiai marries who does not have children, then a Kiai will practice polygamy. It is accepted by a wife to protect the descentants of the Kiai.
ABSTRAK
Poligami merupakan salah satu masalah dalam perkawinan yang sering dibicarakan oleh banyak ulama Islam. Kasus poligami masih dianggap tabu; Namun, sebagian berpandangan sebagai praktik yang baik dan perlu sebagai solusi dan alternatif sosial, sebagaimana juga disebutkan dalam ayat al-Qur’an tentang poligami. Fokus penelitian ini pada dua hal: Pertama, Praktik poligami dikalangan Kiyai pengasuh pondok pesantren di Madura. Kedua, mengungkap tentang orientasi praktik poligami Kiyai di Madura guna menjaga ketersambungan nasab (keturunan) dan kelestarian keilmuan. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis. Data-data dalam penelitian ini ditulis dengan mengumpulkan data menggunakan paradigma definisi sosial atau dikenal juga dengan paradigma sosiologi interpretatif dengan teknik wawancara. Adapun hasil penelitian ini: pertama: praktik poligami adalah suatu hal yang biasa terjadi dikalangan Kiyai pengasuh pondok pesantren di Madura. Pada praktiknya poligami dilakukan dengan seorang yang masih ada keterikatan nasab guna menjaga keturunan Kiai untuk meneruskan estafet kepemimpinan dan mendakwahkan ilmu agama. Kedua, Praktik poligami juga bertujuan untuk menjaga kelestarian dan sanad keilmuan. sehingga jika seorang Kiai menikah dengan yang tidak memiliki anak, maka seorang Kiai akan berpoligami. Hal itu diterima oleh seorang istri untuk melindungi keturunan Kiai.
Downloads
References
References
Agustina, Vita. “Hegemoni Kiai Terhadap Praktek Poligami.” Musãwa Journal of Gender Studies and Islam 13, no. 2 (2014): 127–40. https://doi.org/10.14421/musawa.2014.132.127-140.
Ah. Kusairi and Abdul Mukti Thabrani. “Poligami Kiai Madura (Kajian Fenomenologis Hakikat Poligami dalam Pandangan Kiai Madura).” Al-Manhaj: Journal of Indonesian Islamic Family Law 4, no. 2 (July 15, 2022): 107–23. https://doi.org/10.19105/al-manhaj.v4i2.6058.
Dahlawi, Syah Waliyyullah al-. Hujjatullah Al-Baligahah. Beirut: Dar al-kutub al-ilmiyyah, 2001.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Atas Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1982.
Efendi, Satria. Ushul Fiqh : Dasar-Dasar Hukum Islam. Jakarta: Lipia, 1991.
Farid, Mohtazul, and Medhy Aginta Hidayat. “Perlawanan Perempuan Pesantren Terhadap Poligami Kiai di Madura.” Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 2 (October 10, 2022): 992–1009. https://doi.org/10.30868/ei.v10i01.1805.
Farran, Ahmad Musthafa al-. Tafsir Al-Imam al-Syafii. Riyadh: Dar al-Turmudziyah, 2006.
Hasan, Muhammad. “Inovasi Dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren.” Karsa: Journal of Social and Islamic Culture 23, no. 2 (December 1, 2015): 296–306. https://doi.org/10.19105/karsa.v23i2.728.
Husain, Imaduddin. Zaujatun Wahidah La Takfi. Kairo: Maktaba Qur’an, 1990.
Mandzur, Ibn. Lisân Al-‘Arab. Kairo: Dâr al-Ma’ârif, n.d.
Mansurnoor, Lik. Islam-Indonesia-Ulama Madura. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003.
Muzzammil, Shofiyullah, Mohammad Affan, Muhammad Alwi Hs, and Masturiyah Masturiyah. “Motif, Konstruksi, Dan Keadilan Semu dalam Praktik Poligami Kiai Pesantren di Madura.” Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi) 7, no. 1 (June 22, 2021): 129–42. https://doi.org/10.18784/smart.v7i01.1207.
Nailiyya, Iffah Qanita. Poligami, Berkah Atau Musibah. Riyadh: Diva Press, 2006.
Neuman, W. Lawrence. Metodologi Penelitian Sosial:Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif. Translated by Edina T. Sofia. 7th ed. Vol. 3. Jakarta: PT. Indeks, 2017.
Patton, Michael Quinn. Qualitative Research & Evaluation Methods: Integrating Theory and Practice. 3rd edition. Thousand Oaks, California: SAGE Publications, Inc, 2022.
Philips, Abu Ameenah Bilal. Poligamy in Islam. Riyadh: IIPH, 2005.
Rozaki, Abdur. Menabur Kharisma Menuai Kuasa,Kiprah Kiai Dan Blater Sebagai Rezim Kembar Di Madura. Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004.
Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Juz II. Kairo: Daar Al Fath Li Al ‘Ilam Al ‘Araby, 2021.
Sakirman, Sakirman. “Telaah Hukum Islam terhadap Nasab Anak.” Hunafa: Jurnal Studia Islamika 12, no. 2 (2015): 357–75. https://doi.org/10.24239/jsi.v12i2.398.357-375.
Shihab, Quraish. Poligami Ibarat Pintu Emergensi. Tabloid Republika: Dialog Jumat, 2006.
Thabari, Muhammad Ibn Jarir al-. Jami’ al-Bayan Fi Tafsir al-Quran. Beirut: Dar al-Fikr, 1990.
Usman, Pelly. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Depdikbud, 1994.
Yulia. Buku Ajar Hukum Adat. Sulawesi: UNIMAL Press, 2016.
Zakaria, Abi Husain Ahmad Ibnu Faris. Maqâyis Al-Lughah. V. Beirut: Dâr al-Fikr, n.d.
Wawancara
AFF. Wawancara Langsung, 17 Juli 2021.
ISM. Wawancara Langsung, 6 Juli 2021.
MBA. Wawancara Langsung, 21 Agustus 2021.
MJA. Wawancara Langsung, 8 Juli 2021.