REASON AS A SOURCE OF ISLAMIC LAW: Epistemological Approach
Abstract
ABSTRACT
The existence of reason in humans is a privilege given by Allah SWT. Humans with their intellect can think, do reasoning, and appreciate all of Allah's creations. Qur’an as a source of basic material in Islamic law provides a large portion of the use of human reason. The method used in this research was library research. The background to the recognition of the role of reason is the fact that the development of social life is followed by various life problems whose answers cannot be found in translation in the Qur’an or Hadith. The results of this study indicate that, first, reason is the power of thought which when used can lead a person to understand the problem he is thinking about. Second, reason functions as a tool for thinking, contemplating, experiencing, and developing intelligent concepts and ideas, very closely related to education. Therefore, reason in its implication towards the goals of Islamic education greatly determines the success or failure of a person in achieving the goals of Islamic education.
ABSTRAK
Keberadaan akal pada manusia merupakan keistimewaan yang diberikan Allah swt. Manusia dengan akal yang dimilikinya dapat berpikir, melakukan penalaran, dan penghayatan terhadap segala ciptaan Allah swt. Al-Qur’an sebagai sumber materi pokok dalam hukum Islam memberikan porsi yang besar terhadap penggunaan akal pikiran manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Latar belakang dari diakuinya peranan akal ini merupakan kenyataan berkembangnya kehidupan masyarakat yang diikuti oleh berbagai permasalahan hidup yang tidak ditemui jawabannya secara harfiah dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, akal adalah daya pikir yang bila digunakan dapat mengantarkan seseorang untuk memahami dan memahami masalah yang sedang dipikirkannya. Kedua, akal berfungsi sebagai alat berpikir, merenung dan mengalami serta mengembangkan konsep dan gagasan yang cemerlang, sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Maka akal dalam implikasinya terhadap tujuan pendidikan Islam sangat menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
Downloads
References
Abdi Syahrial Harahap. “Epistemologi: Teori, Konsep dan Sumber-Sumber Ilmu Dalam Tradisi Islam.” Jurnal Dakwatul Islam 5, no. 1 (n.d.): 25.
Ahsanul Anam. “Trilogi Epistemologi Mohammed Abid Al-Jabiri.” Progressa 7, no. 1 (2023): 59.
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. “Prolegomena To The Metaphysics of Islam: An Exposition of The Fundamental Elements of The Worldview of Islam.” In ISTAC, 118. Kuala Lumpur, 2001.
Al-Ghazali. “Skeptisme Al-Ghazali, Terj. & Pengantar, A Khudori Soleh,” 92. Malang: UIN Press, 2009.
Al-Jabiri. Isykaliyat Al-Fikr Al-Arabi Al-Mu’ashir. Beirut: Markaz Dirasah al-Arabiyah, 1989.
Al-Jabiri. “Al-Turats Wa Al-Hadatsah, . Penjelasan Ini Juga Dijelaskan Oleh Ahmad Baso (Pengantar Penerjemah) Dalam PostTradisionalisme Islam, Hlm.Xvii,” n.d., 307.
Al-Zuhaili, Wabah. “Al-Fiqhu Al-Islâmy Wa Adillatuhu,” 588–89. Bairut: Dâr al-Fikr, n.d.
Aziz, Abd. “Refresentasi Semiotika Al-Quran.” Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Keislaman, no. 01 (2021): 58–67.
“Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2019,” n.d.
Erma Yulita. “Akal dan Pengetahuan Dalam Al-Qur’an.” MITRA PGMI: Jurnal Kependidikan MI, 2015, 78–96.
Gregorius We’u. “Filsafat dan Pendidikan: Menemukan Pertalian Ilmu.” Jurnal Pendidikan Ekonomi 3, no. 1 (2018): 6.
Hakim, Muhammad Lutfi. “Rekonstruksi Hak Ijbar Wali (Aplikasi Teori Perubahan Hukum dan Sosial Ibn Al-Qayyim Al-Jawziyyah).” Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 8, no. 1 (2014): 59.
Harold H Titus. “Persoalan-Persoalan Filsafat, Terj. HM. Rasjidi,” 237. Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
Ibn Rusyd. Fashl Al-Maqal Fima Bain Al-Hikmah Wa Al-Syariah Min Al-Ittishal, Edit. M. Imarah,. Dar Al-Ma‟arif. Mesir, n.d.
Jujun, Sumatriasumatri. “Filsafat Ilmu, Sebuah Pengembangan Populasi,” 76. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998.
Kartanegara, Mulyadhi. Menyibak Tirai Kejahilan, Pengantar Epistemologi Islam. Bandung: Mizan, 2003.
Kawakib dan Hafidz Syuhud. “Interelasi Akal dan Wahyu: Aalisis Pemikiran Ulama Mutakallimin Dalam Pembentukan Hukum Islam.” JIL: Journal Of Islamic Law 2, no. 1 (2021): 51.
Khalaf, Abd Wahab. “Ilm Ushul Fiqh, Terj. Madar Helmi,” 22. Bandung: Gema Risalah Pres, 1996.
M. Quraish Shihab. “Membumikan Alquran,” 320. Bandung: Mizan, 2009.
Masbukin dan Alimuddin Hassan. “AKAL DAN WAHYU; Antara Perdebatan dan Pembelaan Dalam Sejarah.” TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Beragama 8, no. 2 (2016): 152.
Mehdi Hairi Yazdi. Ilmu Hudhuri, Terj. Ahsin Muhammad. Bandung: Mizan, 1994.
Muhammad Abed al-Jabiri. “No Title,” no. op.cit (n.d.): 123.
Muhammad Lutfi Hakim. “Hermeneutik-Negosiasi Dalam Studi Fatwa-Fatwa Keagamaan: Analisis Kritik Terhadap Pemikiran Khaled M. Abou El Fadl Hal. 35.” Istinbath 1 (2020): 35.
Nur Ida Dhestiana. “Kedudukan Akal dan Wahyu Perspektif M. Abduh dan Harun Nasution.” Attanwir: Jurnal Keislaman dan Pendidikan 10, no. 1 (2019): 27.
Rahmadi. “Pengantar Metodologi Penelitian, Ed. Syahrani,” 89. Banjarmasin: Antasari Press, 2011.
Rizal Darwis. “Eksistensi Akal Dalam Al-Qur’an dan Penerapannya Dalam Kehidupan Masyarakat.” AQLAM: Journal of Islam and Plurality 7, no. 1 (2022): 59.
Subehan Khalik. “Menguak Eksistensi Akal dan Waktu Dalam Hukum Islam.” Al-Daulah Vol.6 No. (2017): 359.
Suhartono, Suparlan. “Fisafat Ilmu Pengetahuan,” 40. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.
Syuhud, Kawakib dan Hafidz. “Interelasi Akal dan Wahyu: Aalisis Pemikiran Ulama Mutakallimin Dalam Pembentukan Hukum Islam,” n.d., 54.
Wabah Al-Zuhaili. “Al-Fiqhu Al-Islâmy Wa Adillatuhu,” 588–89. Bairut: Dâr al-Fikr, n.d.
Yusuf al-Qardhawi. “An-Näs Wa Al-Haq, Terj. Luqman Hakim, Efistemologi Al-Qur’an,” 35. Surabaya: Risalah Gusti, 1993.