THE CONCEPT OF TARETAN DHIBI’ IN THE FRAME OF MADURESE RELIGIOUS MODERATION

  • Nor Hasan Faculty of Tarbiyah, IAIN MADURA, Pamekasan
  • Nurul Qomariyah Faculty of Tarbiyah, IAIN MADURA, Pamekasan
Abstract views: 157 , PDF downloads: 124
Keywords: Taretan dhibi’, Religious Moderation, Madurese Community.

Abstract

Taretan dhibi' is one of the cultural enculturations of the Madurese people. This study attempts to investigate the Madurese people's cultural concept of the taretan dhibi’. The term taretan for Madurese people is the concept of relatives with the ideology of Madurese people who have a cultural obligation to maintain emotional interactions and kinship ties between one another. It is quite fascinating to study the concept of religious moderation due to the social style of Madurese society itself which is different from other regions. therefore, despite all of their distinctions in terms of religion, customs, and traditions, the author will look at how the Madurese people carry out the concept of taretan dhibi. Through descriptive phenomenological analysis, this research reveals that taretan dhibi' is a manifestation of the emotional ties between Madurese people. Thus, the form of religious moderation in the cultural concept of taretan dhibi' is firstly respecting brothers and sisters (mentioned in Madura as taretan) by allowig any kind of differences and providing space for self-expression. The concept of "taretan dhibi," which is entwined with Madurese society's religious moderation, is essentially the fundamental ideology of the Madurese people, which regards sincerity as the foundation of brotherhood. Second, appreciate and respect the part of the taretan concept that can equalize social positions among Madurese people. Third, the city of Pamekasan is a ideal example of the strength of the concept of taretan dhibi' within the framework of religious moderation in Madurese society.

ABSTRAK

Taretan dhibi’ adalah salah satu enkulturasi budaya  masyarakat Madura. Tulisan ini mencoba menelusuri konsep budaya taretan dhibi’ dalam kehidupan masyarakat Madura. Istilah taretan bagi masyarakat Madura adalah konsep kerabat dengan ideologi masyarakat Madura yang memiliki kewajiban kultural untuk menjaga dan memelihara hubungan emosional dan silaturahmi ikatan kekerabatan antara yang satu dengan yang lainnya. Tergolong menarik untuk dikaji dengan konsep moderasi beragama, karena corak bersosial masyarakat Madura sendiri berbeda dengan daerah yang lainnya. Oleh karena itu, penulis akan mengkaji bagaimana Masyarakat Madura menjalankan konsep taretan dhibi’' dengan semua perbedaan yang ada di antara mereka, baik agama, kebiasaan dan tradisi. Melalui analisis fenomenologi deskriptif, penelitian ini mengungkapkan bahwa taretan dhibi’ adalah wujud dari adanya ikatan emosional antar masyarakat Madura. Oleh karena itu, wujud moderasi beragama dalam konsep budaya taretan dhibi’ adalah Pertama menghormati antar saudara (taretan) dengan mengakomodir segala bentuk perbedaan dan memberi ruang untuk mengekspresikan diri. Konsep taretan dhibi’ yang terjalin dalam moderasi beragama masyarakat Madura yakni pertama, ideology dasar masyarakat Madura yang menjadikan keikhlasan dan ketulusan sebagai dasar bersaudara. Kedua, menghargai dan menghormati bagian dari konsep taretan yang dapat menyamaratakan kedudukan dalam bersosial antar masyarakat Madura. Ketiga, kota Pamekasan menjadi contoh nyata kuatnya konsep taretan dhibi’ dalam bingkai moderasi beragama masyarakat Madura.

Downloads

Download data is not yet available.

References

References

Abror. Mhd. Moderasi Beragama dalam Bingkai Toleransi kajian Ilam dan Keberagamaan, Rusydiyah: Jurnal Pemikiran Islam, Vol 1 Nomor 2, Riau. (2020).

Afina Izzati, Quraish Shihab: Al-Qur’an Maknai Ukhuwah sebagai Persamaan Diakses dari Website https://www.nu.or.id/nasional/quraish-shihab-al-qur-an-maknai-ukhuwah-sebagai-persamaan-VrHfS pada tanggal 11 February 2024.

Aisyah, Hassan Hanafi dan Gagasan Pembaharuannya, Sulesana, Vol.6, 2, Gowa .( 2011).

Akhmadi. Agus. Moderasi Beragama dalam Keragaman Indonesia, Jurnal Diklat Keagamaan, Vol 13. No.2 .Surabaya. (2019)

Ali. Ibnu (2018). Analisis Fungsionalisme Struktural Untuk Melihat Optimalitas Pelaksanaan Gerbang Salam di Pamekasan, Nuansa, Vol 5, No.1 .

Ani Nursalikah, George Bernard Shaw: Nabi Muhammad Penyelamat Kemanusiaan Mutiara kehidupan Nabi Muhammad hanya bisa dilihat melalui 'mata' hikmah. Diakses dari laman website https://islamdigest.republika.co.id/berita/qvrb8u366/george-bernard-shaw-nabi-muhammad-penyelamat-kemanusiaan

Endang Sri Widayati & Meylinda Chandra Krisna Caronika, Gambaran Kearifan Lokal dalam Masyarakat Madura dalam Novel “Kalompang” Karya Badrul Munir Chair, Seminar Nasional FKIP UNEJ, (2018).

Farid. Muhammad Fenomenologi dana Penelitian Ilmu sosial. Jakarta: Prenada Media Grup. (2018).

Frimayanti. Ade Imelda, Implementasi Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Agama Islam. Al-Tdzkirah : Jurnal Pendidikan Islam. (2017) .

Hambali. Imam ,Budaya Komunikasi Masyarakat Madura di Kedung Cowek Surabaya, Skripsi (2019).

Harahap. Wahyu Pemahaman Konsep Ukhuwah daam Al-Qur;an Menurut Lembaga Kemanusian ACT, Skripsi. (2020).

Hariyanto. Erie GERBANG SALAM: Telaah Atas Pelaksanaannya di Kabupaten Pamekasan, Karsa: Journal of social and Islamic culture. (2009).

Hasan. Nor Kerukunan Intern Umat Beragama di Kota Gerbang Salam (Melacak Peran Forum Komunikasi ORMAS Islam [FOKUS] Pamekasan, Nuansa, Vol.12 No. 2. (2015),

Herlinda. Eka Model Komunikasi Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Menjaga Kerukunan Abtar Umat Beragama di Pamekasan. Skripsi. (2020).

https://pamekasankab.bps.go.id/

Ibnu Ali & Mujiburrahman Sikap Ormas-Ormas Islam Lokal di Pamekasan Terhadap Radikalisme Agama, Kabilah: Jurnal Of Social Community, Vol.5 Nomor 2. Madura. (2020).

Kholidah. Dina Pudarnya Solidaritas di Tanah Garam , Retrivied https://www.academia.edu/13435979/pudarnya_solidaritas_di_tanah_garam (2015).

Mufarrikhah, Dewi Komunikasi Antarbudaya Pada Prose Enkulturasi Mahasiswa Turki di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi, Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, (2016).

Muhaimin & Mohammad Kosim. Moderasi Islam di Indonesia. Yogyakarta : LKis. (2019).

Muhammad. Ali Wasathiyyah Dalam Al-Qur’an nilai moderasi Islam dalam akidah, syariat, dan akhlak .Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. (2020).

Muhri Kamus Madura- Indonesia Kontemporer. Bangkalan : Yayasan Arraudlah. (2019).

Nurdin . Ismail Metodologi Penelitian Sosial. Surabya: Media Sahabat Cendikia. (2019).

Pusaka Jawatimuran Budaya Taretan Dhibi’, Madura. Retrivied https://jawatimuran.dispersuip.jatimprov.go.id/2013/01/10/budaya-taertan-dhibi-madura (2012).

Qomar. Mujammil Moderasi Islam di Indonesia. Yogyakarta: IRCiSoD. (2021).

Rahman. Abdur Bentuk Kerukunan Antara Umat Beragama di Vihara Avalokitesvara Candhi Polagan Galis Pamekasan Pada Tahun 1959-1962, AVATARA- e jurnal pendidikan sejarah, Vol. 6 no. 2. (2018) .

Shihab. M. Quraish Wawasan Islam tentag moderasi beragama, Tanggaerang Selatan: Lentera Hati. (2020).

Soegiyanto kepercayaan, magi, dan tradisi dalam masyarakat Madura, Jember: Tapal Kuda. (2003).

Syamsuddin, Mohammad Elit Lokal Kaum Madura : Sisi Kehidupan kaum Blater, Jurnal Lektur Keagamaan, Vol 3, 1, 2015.

Taufiqurrahman. Keberislaman orang Madura. Pamekasan. : STAIN Press. (2010).

Thohir. Ahmad Amin Vihara Avalokitesvara- Mutiara Harmoniasasi Antar Agama di Bumi Gerbang Salam, Retrivied di Web Academi edu. (2019).

Published
2024-02-29
How to Cite
Nor Hasan, and Nurul Qomariyah. 2024. “THE CONCEPT OF TARETAN DHIBI’ IN THE FRAME OF MADURESE RELIGIOUS MODERATION”. Islamuna: Jurnal Studi Islam 10 (2). Pamekasan, Indonesia, 120-39. https://doi.org/10.19105/islamuna.v10i2.8146.
Section
Articles