LOK-OLOK DALAM TRADISI LISAN DI MADURA

  • Mohammad Hefni Pascasarjana STAIN Pamekasan Jln. Pahlawan KM. 04 Pamekasan
Abstract views: 175 , PDF downloads: 551
Keywords: Lok-olok, etnometodologi, Madura, saronèn, tokang lok-olok, kerapan sapi

Abstract

Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki tradisi khas. Madura sebagai salah
satu suku bangsa di Indonesia memiliki tradisi khas, yaitu kerapan sapi.
Dalam event kerapan sapi, penonton tidak hanya disuguhi kecepatan sapi,
tetapi juga tradisi lok-olok yang berlangsung setelah kerapan sapi berakhir.
Dalam hubungan ini, persoalan yang diketengahkan dalam tulisan ini adalah
bagaimana deskripsi tradisi lok-olok dan bagaimana perspektif etnometodologis

atas tradisi lok-olok tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan
kualitatif berjenis etnemetodologis. Jenis kajian ini dipilih karena tradisi lokolok

berlangsung dalam setting institusional tertentu, yaitu lapangan kerapan
sapi. Dalam kajian etnometodologi, beberapa pakar etnometodologi memusatkan

perhatiannya pada analisis percakapan. Konsep terpenting dari model
ini adalah apa yang disebut dengan adjacency pair (pasangan yang
berdekatan). Konsep ini mencakup observasi pertanyaan dan jawaban atau
pernyataan dan respons yang dilakukan secara berpasangan. Yang terpenting
dalam hal ini adalah bahwa respons orang atau pihak kedua menduduki
posisi penting. Dalam pidato lok-olok, respons yang ditunjukkan oleh
penonton, sebagai pihak kedua, atas pidato yang disampaikan oleh tokang lokolok,

sebagai pihak pertama, bisa berupa kesetujuan dan ketidaksetujuan.
Kese-tujuan dan ketidaksetujuan tersebut ditunjukkan melalui kata-kata dan
perilaku tertentu.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2015-02-23
How to Cite
Hefni, Mohammad. 2015. “LOK-OLOK DALAM TRADISI LISAN DI MADURA”. KARSA Journal of Social and Islamic Culture 21 (2), 198-218. https://doi.org/10.19105/karsa.v21i2.517.
Section
Original Articles