LOK-OLOK DALAM TRADISI LISAN DI MADURA
Abstract views: 175
,
PDF downloads: 551
Keywords:
Lok-olok, etnometodologi, Madura, saronèn, tokang lok-olok, kerapan sapi
Abstract
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki tradisi khas. Madura sebagai salah
satu suku bangsa di Indonesia memiliki tradisi khas, yaitu kerapan sapi.
Dalam event kerapan sapi, penonton tidak hanya disuguhi kecepatan sapi,
tetapi juga tradisi lok-olok yang berlangsung setelah kerapan sapi berakhir.
Dalam hubungan ini, persoalan yang diketengahkan dalam tulisan ini adalah
bagaimana deskripsi tradisi lok-olok dan bagaimana perspektif etnometodologis
atas tradisi lok-olok tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan
kualitatif berjenis etnemetodologis. Jenis kajian ini dipilih karena tradisi lokolok
berlangsung dalam setting institusional tertentu, yaitu lapangan kerapan
sapi. Dalam kajian etnometodologi, beberapa pakar etnometodologi memusatkan
perhatiannya pada analisis percakapan. Konsep terpenting dari model
ini adalah apa yang disebut dengan adjacency pair (pasangan yang
berdekatan). Konsep ini mencakup observasi pertanyaan dan jawaban atau
pernyataan dan respons yang dilakukan secara berpasangan. Yang terpenting
dalam hal ini adalah bahwa respons orang atau pihak kedua menduduki
posisi penting. Dalam pidato lok-olok, respons yang ditunjukkan oleh
penonton, sebagai pihak kedua, atas pidato yang disampaikan oleh tokang lokolok,
sebagai pihak pertama, bisa berupa kesetujuan dan ketidaksetujuan.
Kese-tujuan dan ketidaksetujuan tersebut ditunjukkan melalui kata-kata dan
perilaku tertentu.
satu suku bangsa di Indonesia memiliki tradisi khas, yaitu kerapan sapi.
Dalam event kerapan sapi, penonton tidak hanya disuguhi kecepatan sapi,
tetapi juga tradisi lok-olok yang berlangsung setelah kerapan sapi berakhir.
Dalam hubungan ini, persoalan yang diketengahkan dalam tulisan ini adalah
bagaimana deskripsi tradisi lok-olok dan bagaimana perspektif etnometodologis
atas tradisi lok-olok tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan
kualitatif berjenis etnemetodologis. Jenis kajian ini dipilih karena tradisi lokolok
berlangsung dalam setting institusional tertentu, yaitu lapangan kerapan
sapi. Dalam kajian etnometodologi, beberapa pakar etnometodologi memusatkan
perhatiannya pada analisis percakapan. Konsep terpenting dari model
ini adalah apa yang disebut dengan adjacency pair (pasangan yang
berdekatan). Konsep ini mencakup observasi pertanyaan dan jawaban atau
pernyataan dan respons yang dilakukan secara berpasangan. Yang terpenting
dalam hal ini adalah bahwa respons orang atau pihak kedua menduduki
posisi penting. Dalam pidato lok-olok, respons yang ditunjukkan oleh
penonton, sebagai pihak kedua, atas pidato yang disampaikan oleh tokang lokolok,
sebagai pihak pertama, bisa berupa kesetujuan dan ketidaksetujuan.
Kese-tujuan dan ketidaksetujuan tersebut ditunjukkan melalui kata-kata dan
perilaku tertentu.
Downloads
Download data is not yet available.
Published
2015-02-23
How to Cite
Hefni, Mohammad. 2015. “LOK-OLOK DALAM TRADISI LISAN DI MADURA”. KARSA Journal of Social and Islamic Culture 21 (2), 198-218. https://doi.org/10.19105/karsa.v21i2.517.
Section
Original Articles
The journal operates an Open Access policy under a Creative Commons Non-Commercial Share-Alike license. Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.