FIQH IKHTILÂF PERSPEKTIF HASAN AL-BANNÂ

  • Mohammad Bashri Asyari Jurusan Syari’ah STAIN Pamekasan, jln. Pahlawan KM. 04 Pamekasan
Abstract views: 304 , pdf downloads: 770

Abstract

Perbedaan pendapat dalam furu’ yang pada masa generasi
awal dipandang sebagai keluasan ajaran Islam dalam
perjalanan sejarahnya berubah menjadi faktor kefanatikan
terhadap pendapat madzhab tertentu, dan menjadi pemicu
keretakan ukhuwah Islamiyah. Tulisan ini akan memaparkan
dan menganalisis pandangan Hasan al-Bannâ yang terkait
dengan bagaimana menyikapi perbedaan pendapat dalam
persoalan yang menyangkut masalah furu’iyah saja yang
dimuat dalam dua puluh kaidah pemahaman tentang Islam
yang dikenal dengan al-ushûl al-isyrîn, terutama dasar keenam
dan kedelapan yang terkait langsung dengan fiqh ikhtilâf. Dalam
dasar pemikiran keenam dapat ditarik dua hal penting yang
terkait dengan fiqh ikhtilâf, yaitu rambu- rambu yang menjadi
acuan dalam menyikapi perbedaan pendapat dan adab sopan
santun terhadap para ulama pendahulu kita. Sedangkan, dasar
pemikiran kedelapan berisi pernyataan bahwa perbedaan yang
menjadi fokus al-Bannâ adalah dalam masalah yang bersifat
furu’iyah dan bukan persoalan aqîdah dan hukum yang bersifat
fundamental.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2014-10-14
Section
Articles