TRADISI “ NYARE DHINA” DALAM PENENTUAN HARI PERNIKAHAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI DESA LARANGAN BADUNG

  • Sirojuddin Sirojuddin Jurusan Syari’ah dan Ekonomi STAIN Pamekasan, jln. Pahlawan KM. 04 Pamekasan
  • Mohammad Bashri Asyari Jurusan Syari’ah dan Ekonomi STAIN Pamekasan, jln. Pahlawan KM. 04 Pamekasan
Abstract views: 713 , PDF downloads: 385

Abstract

Tradisi nyare dhina yang berkembang dalam
masyarakat Larangan Badung adalah sebagai awal
dari perencanaan penentuan, baik hari atau bulan
untuk melangsungkan  acara pernikahan yang
biasanya dalam masyarakat Larangan Badung, akad
nikah serta walimah dilaksanakan dalam satu waktu.
Kebiasaan masyarakat Larangan Badung dalam
tradisi nyare dhina mempunyai harapan dengan
melaksanakan hari pernikahan di hari yang baik
yakni meminta petunjuk pada Kyai maka akan
memperoleh kebaikan bagi kedua mempelai yang
melangsungkan pernikahan, sebagaimana harapan
banyak orang dalam bentuk keluarga yang Sakinah
Mawaddah Warahmah serta keturunan shaleh shalehah
yang akan mereka didik nantinya.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2014-11-27
Section
Articles