TINGKAT PENGGUNAAN MULTI AKAD DALAM FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL–MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI)

  • Burhanuddin Susamto Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstract views: 585 , PDF downloads: 357
Keywords: hybrid contract, fatwa, multi akad, DSN-MUI

Abstract

Abstrak:

Artikel ini bermula dari persoalan tentang hukum multi akad dan level penggunaannya dalam fatwa DSN-MUI (Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia). Untuk menganalisis persoalan tersebut, penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif (normatie legal research) dengan pendekatan konseptual. Fakta bahwa fatwa DSN-MUI banyak mengadopsi akad-akad baik yang bersifat tunggal maupun multi (al-’uqûd al-murakkabah). Multi akad ada yang bersifat alamiah (al-‘uqûd al-murakkabah al-thabî’îyah) dan hukumnya diperbolehkan. Sedangkan multi akad hasil modifikasi (al-‘uqûd al-murakkabah al-ta’dîlah) hukumnya masih tergantung dari bagaimana bentuk modifikasinya. Jika modifikasi akad tidak melanggar prinsip Sunnah tentang penggabungan akad, maka hukumnya diper- bolehkan. Begitu pula sebaliknya, jika terjadi penggabungan akad se- hingga terdapat keterkaitan (mu’allaq), maka haram hukumnya. Dari total akad yang diadopsi dalam fatwa DSN-MUI, ada sekitar 60,68 % yang menggunakan akad secara tunggal dan sisanya 39,32 % melalui pendekatan multi akad agar dapat diterapkan dalam transaksi modern.

 Abstract:

This article begins from issues of the law of hybrid contracts and the level of their using in the fatwa of DSN-MUI (National Sharia BoardAssembly of Indonesian Ulama). To analyze these issues, I use a normative legal research with a conceptual approach. The fact that the fatwa of DSN-MUI has adopted many contracts (al-‘uqûd) both in single form and hybrid contract (al-'uqûd al-murakkabah). There are two hybrid contracts namely that natural (al-'uqûd al-murakkabah al-thabî'îyah) is permissible, while law of hybrid contracts modified (al-'uqûd al-murakkabah al-ta'dîlah) is still depend on how to modify it. If the modification of the contracts does not violate the principle of hadith, then it is permissible. Otherwise, if there is a melting of contracts causing inter connected each others (mu'allaq) it is unlawful. Of the total contract is absorbed, there were approximately 60.68% using singgle contract and the remaining 39.32% using hybrid contract to be applied in modern transactions.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Burhanuddin Susamto, Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

References

Agustianto, Hybrid Contract dalam Keuangan Syariah. http://www.agustiantocentre.com/?p=68 (Diakses tanggal 24 Maret 2016)

Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat. Jakarta: Rajawali Pers, 2007.

Amin, Ma’ruf, et.al. Himpunan Fatwa MUI Sejak Tahun 1975. Jakarta: Erlangga, 2011.

Amiruddin dan Asikin, Zainal. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Pers, 2003.

Hamshî, Lînah al-. Târîkh al-Fatwâ fî al-Islâm wa Ahkâmuhâ al-Syar’iyah. Beirut: Dâr al-Rasyîd, 1417 H.

Imrânî, Abd Alâh al-. al-‘Uqûd al-Mâliyah al-Murakkabah: Dirâsat Fiqhiyah Ta’shiliyah wa Tathbîqiyah. Riyadh: Esbelia, 1431 H.

Jâbî, Biâm Abd al-Wahâb al-. Adâb al-Fatwâ wa al-Muftî wa al-Mustaftî. Kairo: Dâr al--Fikri, 1988 M.

Maqrî, Ali al-Fayumi al-. Al-Misbâh al-Munîr. Beirut: Maktabah Lebanon, 1987.

Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Sistem dan Prosedur Penetapan Fatwa. Jakarta: Pustaka DSN-MUI, 2006.

Hasanuddin. Konsep dan Standar Multi Akad dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Hammâd, Nazîh. al-‘Uqûd al-Murakkabah fî al-Fiqh al-Islâmî. Damaskus: Dar al-Qalam, 2005 M.

Humâm, Ibn. Fath al-Qadîr. Beirut: Dâr al-Kitab al-Ilmiyah, 1424 H.

Mas’adi, Ghufron A. Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta: Rajawali Pers, 2002.

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah

Qâsimî, Muhammad Jamâl al-Dîn al-. al-Fatwâ fî Islâm. Beirut: Dâr al-Kitab al-Ilmiyah, 1986 M.

S, Burhanuddin. Hukum Kontrak Syariah. Yogyakarta: BPFE UGM, 2009.

Syarbâshî, Ahmad. Mu’jam al-Iqtishâdî al-Islâmî. Saudi Arabia: Dâr al-Jayl, 1401 H .

Zarqâ, Mushtafâ Ahmad. al-Madkhal al-Fiqh al-‘Âmm. Beirut: Dâr al-Qalam, 1425 H.

Zuhaylî, Wahbah al-. Al-Fiqh al-Islâmī wa Adillatuhu. Beirut: Dâr al-Fikr, 1406 H.

Published
2016-07-03
Section
Articles