REKULTURASI PENDIDIKAN ISLAM DI TENGAH BUDAYA CAROK DI MADURA
Abstract views: 203
,
PDF downloads: 554
Keywords:
Pendidikan, agama, nilai, kearifan lokal, karakter
Abstract
Tulisan ini bertujuan mengungkap makna di balik fenomena pendidikan Islam di
tengah-tengah budaya carok di desa Bujur. Desa ini rawan terjadi carok,
meskipun lembaga pendidikan berbasiskan Islam menyebar di desa ini.
Sayangnya, tradisi carok ternyata tidak bernading lurus dengan julah pendidikan
Islam yang ada. Indikasi ini bisa dilihat dari fakta yang terjadi di lapangan
bahwa kekerasan yang berwujud carok masih menjadi cara dalam
menyelesaikan persoalan. Tulisan ini menunjukkan bahwa: pertama, ternyata
pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga dan pola pendidikan
madrasah sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat yang keras, sehingga
kekerasan terinstitusionalisasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, rekulturasi
pendidikan Islam yang mengarah pada pola internalisasi nilai-nilai yang
demokratis mutlak dilakukan. Kedua, materi pendidikan Islam, baik di lembaga
pendidikan formal maupun yang non normal harus mempertimbangkan
kearifan lokal, di samping kurikulum nasional. Dalam kurikulum lokal,
pembahasan tentang tradisi carok secara khusus, dan persoalan kekerasan seara
umum, dalam pandangan Islam harus mendapat perhatian serius. Ketiga,
pentingnya pembekalan pada guru agar menggunakan strategi dalam proses
belajar mengajar sangat jarang sekali dilakukan, karena terkait dengan komposisi
guru yang rata-rata bukan lulusan bidang kependidikan, dan otomatis kurang
memahami strategi dalam kegiatan belajar mengajar.
tengah-tengah budaya carok di desa Bujur. Desa ini rawan terjadi carok,
meskipun lembaga pendidikan berbasiskan Islam menyebar di desa ini.
Sayangnya, tradisi carok ternyata tidak bernading lurus dengan julah pendidikan
Islam yang ada. Indikasi ini bisa dilihat dari fakta yang terjadi di lapangan
bahwa kekerasan yang berwujud carok masih menjadi cara dalam
menyelesaikan persoalan. Tulisan ini menunjukkan bahwa: pertama, ternyata
pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga dan pola pendidikan
madrasah sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat yang keras, sehingga
kekerasan terinstitusionalisasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, rekulturasi
pendidikan Islam yang mengarah pada pola internalisasi nilai-nilai yang
demokratis mutlak dilakukan. Kedua, materi pendidikan Islam, baik di lembaga
pendidikan formal maupun yang non normal harus mempertimbangkan
kearifan lokal, di samping kurikulum nasional. Dalam kurikulum lokal,
pembahasan tentang tradisi carok secara khusus, dan persoalan kekerasan seara
umum, dalam pandangan Islam harus mendapat perhatian serius. Ketiga,
pentingnya pembekalan pada guru agar menggunakan strategi dalam proses
belajar mengajar sangat jarang sekali dilakukan, karena terkait dengan komposisi
guru yang rata-rata bukan lulusan bidang kependidikan, dan otomatis kurang
memahami strategi dalam kegiatan belajar mengajar.
Downloads
Download data is not yet available.
Published
2015-03-19
How to Cite
Syarif, Zainuddin. 2015. “REKULTURASI PENDIDIKAN ISLAM DI TENGAH BUDAYA CAROK DI MADURA”. KARSA Journal of Social and Islamic Culture 22 (1), 114 -. https://doi.org/10.19105/karsa.v22i1.544.
Section
Articles
The journal operates an Open Access policy under a Creative Commons Non-Commercial Share-Alike license. Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.