REKULTURASI PENDIDIKAN ISLAM DI TENGAH BUDAYA CAROK DI MADURA

  • Zainuddin Syarif Dosen STAIN Pamekasan, DPK STAI Miftahul Ulum Pamekasan PO. Box 4 Panyeppen Palengngaan Pamekasan 69362
Abstract views: 135 , PDF downloads: 478
Keywords: Pendidikan, agama, nilai, kearifan lokal, karakter

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkap makna di balik fenomena pendidikan Islam di
tengah-tengah budaya carok di desa Bujur. Desa ini rawan terjadi carok,
meskipun lembaga pendidikan berbasiskan Islam menyebar di desa ini.
Sayangnya, tradisi carok ternyata tidak bernading lurus dengan julah pendidikan
Islam yang ada. Indikasi ini bisa dilihat dari fakta yang terjadi di lapangan
bahwa kekerasan yang berwujud carok masih menjadi cara dalam
menyelesaikan persoalan. Tulisan ini menunjukkan bahwa: pertama, ternyata
pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga dan pola pendidikan
madrasah sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat yang keras, sehingga
kekerasan terinstitusionalisasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, rekulturasi
pendidikan Islam yang mengarah pada pola internalisasi nilai-nilai yang
demokratis mutlak dilakukan. Kedua, materi pendidikan Islam, baik di lembaga
pendidikan formal maupun yang non normal harus mempertimbangkan
kearifan lokal, di samping kurikulum nasional. Dalam kurikulum lokal,
pembahasan tentang tradisi carok secara khusus, dan persoalan kekerasan seara
umum, dalam pandangan Islam harus mendapat perhatian serius. Ketiga,
pentingnya pembekalan pada guru agar menggunakan strategi dalam proses
belajar mengajar sangat jarang sekali dilakukan, karena terkait dengan komposisi
guru yang rata-rata bukan lulusan bidang kependidikan, dan otomatis kurang
memahami strategi dalam kegiatan belajar mengajar.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2015-03-19
How to Cite
Syarif, Zainuddin. 2015. “REKULTURASI PENDIDIKAN ISLAM DI TENGAH BUDAYA CAROK DI MADURA”. KARSA Journal of Social and Islamic Culture 22 (1), 114 -. https://doi.org/10.19105/karsa.v22i1.544.