Upaya peningkatan pengelolaan tanah liat menjadi gerabah tradisional pada masa pandemi Covid-19 di Desa Pademawu Barat Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan
Abstract
West Pademawu Village is one of the villages whose people are pottery craftsmen. Pottery is a tool or craft made of clay through several processes ranging from manufacturing, drying, and finally burning. This pottery craft has existed since and is a relic of our ancestors so that the people of the West Pademawu village, especially the hamlet, and if it remains as a form of ancestral appreciation and a form of love and still maintains local products that are still traditional so that it is maintained and developed. Therefore, some communities produce pottery. One of the potteries is cobek (capah). The process of creating cobek is easy. Many crafts are made by the old and the young, so pottery creation in the village of West Pademawu, especially the Asampitu hamlet, exists and is well maintained. This activity is still hereditary, in which there is an instilled value from the ancestors and sales turnover outside the city and even abroad and has become one of the mainstay products in the village of West Pademawu. During this covid-19 pandemic, all activities are limited even to earning difficult income, so people can take advantage of this pottery so that it can help the economy of the West Pademawu village community during the pandemic.
(Desa Pademawu Barat adalah salah satu desa yang masyarakatnya merupakan pengrajin gerabah. Gerabah disini merupakan suatu pekakas atau kerajinan yang terbuat dari tanah liat yang dibuat melalui beberapa proses mulai dari pembuatan, pengeringan, dan terakhir adalah pembakaran. Kerajinan gerabah ini sudah ada sejak dahulu dan merupakan peninggalan nenek moyang kita, sehingga masyarakat Desa Pademawu Barat khususnya Dusun Asampitu masih melestarikannya sebagai bentuk penghargaan kepada nenek moyang kita dan sebagai wujud cinta serta tetap mempertahankan produk lokal yang masih bersifat tradisional agar tetap terjaga dan berkembang. Oleh karenanya beberapa masyarakat masih ada yang memproduksikan kerajinan gerabah, kerajinan yang dihasilkan salah satunya adalah cobek (capah), karena dilihat dari prosesnya sangat mudah sehingga banyak pengrajin gerabah yang membuatnya, baik dari kalangan tua sampai muda tetap melestarikannya sehingga gerabah di Desa Pademawu Barat khususnya Dusun Asampitu masih eksis dan tetap terjaga dengan baik dan masih bersifat turun temurun yang didalamnya terdapat penanaman nilai dari leluhur kita serta omset penjualannya pun sampai luar kota bahkan sampai luar negeri dan menjadi salah satu produk andalan di desa Pademawu Barat. Pada masa pandemi covid-19 ini yang semua aktivitas dibatasi bahkan untuk mendapatkan penghasilan sangatlah sulit dengan demikian masyarakat dapat memanfaatkan kerajinan gerabah ini sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Pademawu Barat di masa pandemi).
Downloads
References
Alfazri, A., Selian, R. S., & Zuriana, C. (2016). Kerajinan Gerabah di Desa Ateuk Jawo Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik, 1(3), 171–180.
Firdiyanti, Badriyah. (2016). Strategi Bertahan Hidup Pengrajin Gerabah sebagai Upaya Pemenuhan Hidup Kebutuhan di Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang. Swara Bhumi: Jurnal Pendidikan Geografi, 01 (02), 13-19.
Hakim, L. (2007). Pembuatan Gerabah. NTB: Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat.
Haryono, B. (1996). Pembuatan Kerajinan Tanah Liat Tradisional. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mertanadi, M. (2018). Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabaha. Bali: ISI Denpasar.
Purwasih, Joan Hesti Gita, dkk. (2019). Strategi Bertahan Hidup Perajin Gerabah Tradisional. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 02 (21), 158-167.
Shofiyana. (2020). Aktivitas Masyarakat Pengrajin Gerabah di Desa Sitiwinangun Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon (Skripsi). Universitas Islam Negeri Surabaya.
Sundari, J., & Nainggolan, E. R. (2017). E-Marketplace Desa Gerabah untuk Pengrajin di Desa Bumi Jaya Serang Banten. Journal Industrial Servicess, 3(1a). https://doi.org/10.36055/jiss.v3i1a.2064
Surasdi & Soebarno. (1989). Kerajinan Keramik Tanah Liat Sederhana. Jakarta: Tiga Serangkai.
Ula, H. F. (2019). Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Gerabah dan Genting Menjadi Souvenir di Desa Tegowanuh, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, (Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat). UNDIP-UNNES.
Copyright (c) 2022 PERDIKAN (Journal of Community Engagement)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
In order for PERDIKAN to publish and disseminate research articles, we need publishing rights. This is determined by a publishing agreement between the author and PERDIKAN. This agreement deals with the transfer or license of the copyright to PERDIKAN and authors retain significant rights to use and share their own published articles. For both subscription and open access articles, published in proprietary titles, PERDIKAN is granted the following rights:
- The right to provide the article in all forms and media so the article can be used on the latest technology even after publication.
- The authority to enforce the rights in the article, on behalf of an author, against third parties, for example in the case of plagiarism or copyright infringement.
Copyright aims to protect the specific way the article has been written to describe an experiment and the results. PERDIKAN is committed to its authors to protect and defend their work and their reputation and takes allegations of infringement, plagiarism, ethic disputes and fraud very seriously.
If an author becomes aware of a possible plagiarism, fraud or infringement we recommend contacting their PERDIKAN publishing contact who can then liaise with our in-house legal department. Note that certain open access user licenses may permit