LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS CYBER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Abstract
Keputusan pemerintah yang memindahkan proses pembelajaraan dari sekolah menjadi di rumah membuat banyak guru dan konselor sekolah mengalami kelimpungan. Meninjau dari proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dengan adanya pendampingan oleh guru, masih ditemui banyaknya siswa yang pasif dan tidak mampu untuk berpikir kritis apa lagi dalam suasana saat ini yang harus belajar sendiri dirumah tanpa pendampingan yang hanya bertumpu pada tugas-tugas mandiri. Permasalahan ini menggambarkan bahwa peran guru sangat sentral di dalam membantu siswa untuk mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya di dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Khususnya untuk guru bimbingan konseling atau konselor sekolah memiliki peran penting untuk dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai keadaan pandemic saat ini adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Downloads
References
ABKIN. 2008. Penataan pendidikan profesional konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Jakarta: Depdiknas.
Bhatt, R.M. 2010. Growth of computing technology for education in India. Journal HNB Garhwal University, India, 7, 92-102.
Blocher, D.H. 1974. Development Counseling. New York: Macmillan Publishing Company.
Cabaniss, K. 2003. Computer-related technology use by counselors in the millennium journal of technology in counseling. (http://jtc.colstate.edu).
Chotimah, S., Ramdhani, F. A., Bernard, M., & Akbar, P. (2019). Pengaruh Pendekatan Model-Eliciting Activities Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Smp Negeri Di Kota Cimahi. Journal on Education, 1(2), 68–77.
Dahlia, Ibrohim, & Mahanal, S. 2018. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa SMP menggunakan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan sumber belajar hutan wisata Baning. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembanga, 3 188–194.
Gibson, R. L., Santoso, Y., & Mitchell, M. H. (2010). Bimbingan dan konseling. Pustaka Pelajar.
Inch, E.S., Warnick, E., & Endres, D. 2006. Critical thinking and communication: The use of reason argument (Fifth ed). Boston: Allyn and Bacon.
Lancaster, J. 2014. School and classroom indicators of inclusive education. Measuring Inclusive Education International Perspectives on Inclusive Education, 3, 227–245.
Matthews, M., Doherty, G., Sharry, J & Fitzpatrick, C. 2008. Mobile phone mood charting for adolescents. British Journal of Guidance & Counselling, 36, 113-129.
Prasetyo, R.Y & Djuniadi. 2015. Implementasi e-konseling pada social learning network. Journal Edu Komputika, 2, 9-18.
Prasetya, A.F., & Gunawan, I M.S. 2018. Mengelola emosi. Yogjakarta: K-Media.
Prayitno & Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Tiruneh, D.T., Gu, X., De Cock, M., & Elen, J. 2018. Systematic design of domain-specific instruction on near and far transfer of critical thinking skills. International Journal of Educational Research, 1, 1–11.
Triyono, T., & Febriani, R. D. (2018). Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Guru Bimbingan dan Konseling. JUANG: Jurnal Wahana Konseling, 1(2), 74–83.
The journal operates an Open Access policy under a Creative Commons Non-Commercial 4.0 International license. Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License
that allows others to share — copy and redistribute the material in any medium or format, and adapt — remix, transform, and build upon the material.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (see The Effect of Open Access).