Fenomena Beling Malunan Sebagai Refleksi Kesetaraan Gender melalui Pembelajaran Ilmu Sosial

  • Ida Bagus Weda Wigena Universitas Negeri Manado
  • Arif Sobirin Wibowo Universitas Negeri Manado
  • Komang Alit Wahyuni Universitas Pendidikan Ganesha
  • Ida Bagus Arya Lawa Manuaba Institut Teknologi dan Pendidikan Markandeya Bali
Abstract views: 3 , PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 3
Keywords: Phenomenology, Beling Malunan, Gender Equality

Abstract

Beling malunan etymologically means “get pregnant first then get married”. Beling malunan is a form of adultery that is legalized in a hidden way. The main problem in this study is the increasing number of cases of beling malunan adultery that are legalized by society including the Brahmana dynasty which is considered the main social strata. The research purpose is to review the phenomenological meaning of beling malunan, then to embody the results of the analysis as a reflection of gender equality in social science learning. This qualitative study took subjects through purposive sampling, namely three Balinese konjugal families from the Brahmana dynasty. The data collection method used naturalistic interviews, document analysis, and FGD, with phenomenological analysis techniques. The research results showed that every family was happy when their child got beling malunan, Even beling malunan was intentional to test the psychological health and fertility. Beling malunan is an indicator of freedom from LGBT influence, save on medical examination costs, and can be a topic of social show-off to family and the local community. The values ​​that can be adopted from this phenomenon are values ​​that are reflective in nature to teach gender equality through social science learning.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aprilia Dewi,Kadek Rista dan Wayan Arissusila. (2024). “Pernikahan Nyerod di Bali Menurut Perspektif Sastra Hindu”. PRAMANA Jurnal Hasil Penelitian, Vol.4, No. 2 (hlm. 153-162).

Ariyanti, Ni Made Putri dan I Ketut Ardhana. (2020). “Dampak Psikologis Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Perempuan pada Budaya Patriarki di Bali”. Jurnal Kajian Bali, Vol. 10, No. 1 (hlm. 283–304).

Atmadja, Nengah Bawa. (2010). Ajeg Bali: Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi. Yogyakarta: LKiS.

Ayu, Galuh Anissa Sekar et.al. (2022). “Ketimpangan Gender di Bali: Analisis Budaya Patriarki, Peran Adat dan Agama, serta Relevansinya di Dunia Modern”. Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender, Vol. 18, No. 2 (hlm. 81-93).

Chandra, N. M. T., Susanti, E., & Kinuthia, K. M. (2020). “Women’s subordination in premarital pregnancy”. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, Vol. 33, No. 3 (hlm. 238–247). https://doi.org/10.20473/mkp.V33I32020.238-247.

Dananjaya, I Nyoman Hari Mukti dan Ni Ketut Puspita Sari. (2022). “Pentingnya Pendidikan Etika Seksualitas Menurut Hindu Bagi Generasi Muda Hindu”. Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu, Vol. 9, No. 2 (hlm. 154-167).

Effendi, Sofian dan Sukamdi. (1994). “Perubahan Struktur dan Peranan keluarga dalam PJP II. Jurnal Populasi, Vol. 5, No. 1 (hlm. 47-68).

Gangga, Desak Ayu et.al. (2020). “Kontroversi Perzinahan Dimata Agama dan Hukum yang Berlaku di Indonesia dengan Fakta Lapangan. Jurnal Supremasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, Vol. 10, No. 1, (hlm. 47-54)

Gelgel, I Putu dan Ni Luh Gede Hadriani. (2020). Hukum Perkawinan dan Waris Hindu. Denpasar: UNHI Press.

Hardy, I Gusti Ngurah Wiras et.al. (2016). “Pengaruh Sistem Catur Wangsa terhadap Perwujudan Tata Spasial Kota Peninggalan Kerajaan Hindu di Bali: Kasus Kota Karangasem”. Jurnal Kajian Bali, Vol. 6, No. 2 (hlm. 79-96).
Hidayathillah, Ariska Putri et.al. (2024). “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Kehamilan Diluar Nikah”. Jurnal Kesehatan Tambusai, Vol. 5, No. 4 (hlm. 11343-11348).

Kemenuh, Ida Ayu Aryani. (2017). ”Sumber Hukum Hindu dalam Manawa Dharmasastra”. Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya, Vol 1, No. 2 (hlm. 37-43).

Kisworo, Budi. (2016). “Zina dalam Kajian Teologis dan Sosiologis”. Al Istinbath: Jurnal Hukum Islam, Vol. 1, No.1 (hlm. 1-24).

Kumala Dewi, Ni Komang Ratih et.al. (2022). “Kedudukan Perempuan Sebagai Korban dalam Fenomena Sing Beling Sing Nganten di Bali. Jurnal Hukum Saraswati (JHS), Vol. 4 No. 2 (hlm. 139-273).

Lestariani, Ida Ayu Komang Dina et.al. (2019). “Bias Gender pada Sistem Perkawinan Nyerod (Studi Kasus di Dusun Munduk, Desa Banjar, Buleleng, Bali) dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sosiologi Kelas XI”. e-Journal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan, Vol. 1, No. 3 (hlm. 327 – 333).

Lubis, Akhyar Yusuf. (2014). Postmodernisme: Teori dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Masari, Ni Kadek et.al. (2023). “Sistem Kasta Dalam Agama Hindu Dan Implikasinya Terhadap Mobilitas Sosial di Indonesia”. Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, Vol. 1, No. 6 (hlm. 371-324).

Masruroh, Ida Selviana. (2022). “Kesetaraan Gender Perempuan Bali dalam Pandangan Amina Wadud”. Jurnal Hawa: Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak, Vol. 4, No. 1 (hlm. 104-115).

Maulana, I Putu Ari Putra dan Ida Bagus Gede Dharma Putra. (2021). “Metafora Konseptual Kasta dalam Masyarakat Bali: Kajian Linguistik Kognitif”. PRASI: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya, Vol. 16, No. 2 (hlm. 92-104).

Pitaloka, Putri Galuh et.al. (2024). “Hubungan Kasta Dengan Status Sosial Masyarakat Adat Bali”. KONSENSUS : Jurnal Ilmu Pertahanan, Hukum dan Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3 (hlm. 1-10).

Putra, Nusa. (2013). Penelitian Kualitatif IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmawati, Ni Nyoman. (2016). “Perempuan Bali dalam Pergulatan Gender (Kajian Budaya, Tradisi, dan Agama Hindu)”. Jurnal Studi Kultural, Vol. 1, No. 1 (hlm. 58-64).

Saraswaty, Ratih dan David Hizkia Tobing. (2017). “Motivasi pada Perempuan Bali yang Memilih Hamil sebelum Menikah”. Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus Cultural Health Psychology (hlm.43-55).

Suartini, Ni Wayan. (2024). Hambatan yang tak Terasa: Wacana-wacana Bias Gender dalam Masyarakat Bali Dewasa Ini (bagian book chapter Haluan dan Halangan Kesetaraan Gender di Bali). Denpasar: Universitas Ngurah Rai Press.

Yasa, Putu Dana et.al. (2022). Anak Muda Hindu Bicara Topik Dewasa. Badung: Nilacakra.
Published
2025-05-05
How to Cite
Bagus Weda Wigena, I., Arif Sobirin Wibowo, Komang Alit Wahyuni, & Ida Bagus Arya Lawa Manuaba. (2025). Fenomena Beling Malunan Sebagai Refleksi Kesetaraan Gender melalui Pembelajaran Ilmu Sosial. Entita: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu Sosial, 1, 795-812. https://doi.org/10.19105/ejpis.v1i.19122